koleksi

Rabu, 09 November 2011

materi sispala sman 1 maniangpajo





MEMBUAT BIVAK
Rumah Sementara di Padang Belantara
Bivak tempat berteduh dan bermalam di belantara. Sepintas lalu memang terkesan seadanya. Membuat tempat perlindungan jadi penting ketika terjadi hal-hal darurat. Padahal, bivak tak hanya dibuat ketika darurat saja, tetapi juga dipakai pada saat membuat camp sementara. Faktor kenyamanan juga turut berbicara di sini. Pastinya, membuat bivak tidak ada bedanya dengan kita membuat rumah dalam kehidupan sehari-hari. Dan jangan lupa, sering-sering berguru pada masyarakat lokal dan suku-suku di pedalaman.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan ketika kita memutuskan untuk membuat bivak, yaitu jangan sekali-kali membuat bivak pada daerah yang berpotensi banjir pada waktu hujan. Di atas bivak hendaknya tak ada pohon atau cabang yang mati atau busuk. Ini bisa berbahaya kalau runtuh. Juga jangan di bawah pohon kelapa karena jatuhnya kelapa bisa saja terjadi tiba-tiba.
Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik, sebab semuanya akan menentukan kenyamanan.
Menurut N.S. Adiyuwono, seorang penggiat alam terbuka, bahan dasar untuk membuat bivak bisa bermacam-macam. Ada yang dibuat dari ponco (jas hujan plastik), lembaran kain plastik atau memanfaatkan bahan-bahan alami, seperti daun-daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketika menghadapi serangan angin, hujan atau panas.
Selain bahan yang bermacam-macam, bentuk bivak pun amat beragam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. Tak harus berbentuk kerucut atau kubus, modelnya bisa apa saja. Ini amat bergantung pada kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakan seni tersendiri karena kreasi dan seni seseorang bisa dicurahkan pada hasilnya.
Sebagai contoh, o­ne man bivak. Pembuatannya dengan menancapkan kayu cagak sebagai tiang pokok yang tingginya sekitar 1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu yang panjangnya kira-kira dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai patok. Lalu sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi untuk menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita.
Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, Adiyuwono mewanti-wanti agar kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.
Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat-tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan-bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk. (SH/bayu dwi mardana)





Tentang bivak
Bivak adalah tempat berlindung sementara di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binatang buas, dan angin tentunya. Memang semua itu bisa mempergunakan Tenda Dome atau Flysheet, akan tetapi, bagaimana jika alat berlindung siap pakai tadi rusak ataupun sobek saat di alam bebas? Sudah tentu kita harus bisa membuat bivak atau shelter dari bahan sekeliling kita.

Bivak atau shelter dapat dibagi atas :
1. Bivak alam
Tempat berlindung yang dibuat dengan menggunakan bahan - bahan yang terdapat di alam seperti ;

a. Pohon tumbang
b. Lubang pada pohon besar
c. Gua
d. Bivak dari bambu
e. Bivak dari daun tumbuh - tumbuhan

2. Bivak buatan
a. Menggunakan plastik
b. Menggunakan Fly sheet
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

1. Untuk berapa lama
Dengan merencanakan akan berapa lama berlindung di suatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan terjaga.


2. Sendiri atau kelompok
Buatlah tempat berlindung yang sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu luas dan tidak terlau sempit sehingga kehangatan tempat berlindung tetap terjaga.



3. Memilih tempat
untuk menjaga kenyamanan dan tetap hangatnya tempat berlindung serta menghindari cepatnya penurunan daya tahan tubuh, perhatikan hal berikut ;


a. Dirikan bivak yang terlindung dari terpaan angin, jangan dirikan bivak ditempat yang terbuka dari terpaan angin


b. Dirikan bivak pada tempat yang kering dan rata, untuk daerah yang lembab, buatlah para - para yang kokoh. Jangan dirikan bivak dilereng gunung atau lembah



c. Dirikan bivak dibawah kerindangan pohon yang tembus sinar matahari. Jangan dirikan dibawah pohon yang rapuh dan lapuk


d. Pada situasi bivak yang permanen, usahakan dirikan pada daerah yang dekat dengan sumber air. Jangan dirikan bivak dialiran sungai dan jalur lintas binatang.



Di daerah tempat kita akan mendirikan bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya. Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik, sebab semuanya akan menentukan kenyamanan.

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang cukup dalam, lubang - lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih gua, kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di sekitarnya.

Kita juga bisa memanfaatkan tanah berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat - tempat tersebut tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan-bahan alami. Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar